hubungan antara kesulitan dan kesadaran belajar

hubungan antara kesulitan dan kesadaran belajar

Kesadaran belajar merupakan altenatif dalam peningkatan pemaksimalan pembelajaran peserta didik, dengan adanya kesadaran peserta didik dapat memaksimalkan pembelajarannya sehingga berdampak pada peningkatkan pengetahuan yang diperolehnya. Kesadaran juga bermula dari dalam diri peserta didik untuk pemerolehan pengetahuan yang baru, kemudian untuk penyempurnaan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui sehingga dengan adanya kesadaran dari dirinya tersebut dapat mempengaruhi hasil yang dicapai. Hal yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran memuat adanya kemauan dan kesadaran dari dalam diri sendiri sehingga peserta didik akan lebih mempunyai semangat yang luar biasa dalam dirinya, sehingga kesadaran yang dimiliki oleh para siswa untuk belajar sehingga dapat menumbuhkan minat dan semangat juangnya dalam memperoleh keinginannya, ini lah yang dijelaskan sebagai kemauan belajar mandiri.
Peserta didik yang memiliki kesadaran pembelejaran tinngi akan mampu merubah cara berpikirnya tentang dunia, dan mampu mengembangkan diri menjadi peserta yang sigap, tanggap dan cekatan dalam pembelajaran yang kreatif dan mandiri. Apabila dikaitan dengan isu-isu globalisasi maka persoalan kesadaran diri dan kemauan belajar mandiri adalah persoalan penting yang bisa menyokong tumbuhnya kreativitas pada peserta didik untuk mampu belaja mandiri. Hal ini merupakan cara yang dapat dilakukan dalam pemerolehan pengetahuan, karena pada dasarnya belajar tidak hanay didapat dari guru saja namun dapt dari berbagai sumber yang bermanfaat bagi dirinya, asalkan disesuaikan dengan konteks tujuan dari belajarnya. Upaya mengembangkan peserta didik sebagai peserta didik yang kiritis terhadap apa yang dirasakan tidak sesuai dengan harapan peserta didik dapat memberikan tanggapannya, karena ini merupakan satu diantara cara peserta didiik untuk membelajarkan diri arti tenatang kesadaran diri dalam belajar, tidak hanya dalam kontek kesadaran terhad ketidak sesuaian antara kenyataan dan harapan saja, namun juga dapat berupa pengambilan keputusan uuntuk menentukan cara belajar yang sesuai dengan keinginannya. Peserta didik mampu melihat kemauan belajar mandiri sebagai bentuk proses pengambilan inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam menentukan kebutuhan, memilih strategi pembelajaran, dan mengevaluasi kemajuannya.
Mengukur kemampuan diri itu sangat penting karena dengan hal tersebut membua kita mampe memahami sejauh mana kemampuan yang kita miliki, sehingga diperlukan evaluasu diri untuk menyesuaikan dengan kondisi yang menunut mereka. Kesadaran diri merupakan hal yang penting sebagai pembenahan diri tujuannya untuk memahami kondisi mana yang harus mereka perbaiki selanjunya dapat merubah perilaku dirinya, kemudian hal yang akan dilakukan adalah adanya perubahan cara pandang dan pola berpikir mereka untuk bisa membentuk kemandirian belajar dalam rangka menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tuntutan.
Selain kesadaran diri hal yang hendaknya selalu kita perhatikan berupa kebutuhan belajar apalagi bila kita sebagai seorang peserta didik atau kita sebagai seorang guru. Kebutuhan merupakan  keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret (nyata) tetapi juga bersifat abstrak (tidak nyata). Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati,maka kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas.
Adapun contoh dalam pemenuhan rasa aman disini jadi sebagai seorang guru hendaknya sebagai seorang guru kita mampu untuk mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil,selain itu, sebaiknya kita sebagai guru harus lebih banyak memberikan penguatan perilaku melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa, karena dengan hukuman fisik hanya akam membuat luka dihati peserta didik dan biasa cendrung peserta didik akan memendam itu, sehingga berdamapk pada psilogisnya. Selanjutnya ada kebutuhan fisiologis misalnya menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang sesuai untuk belajar. Berikutnya, pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan, contohnya berupa guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya. pemenuhan kebutuhan harga diri, pada hal ini yang menjadi perhatian juga berupa mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa, mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi, selalu siap memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan, melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab, ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
 Selain, kesadaran terhadap diri, kebutuhan belajar, maka hal yang selanjutnya adalah kesulitan belajar, Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motoric. Pada dasarnya peserta didik ememiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang lainnya, namun mereka setidaknya bisa setara dengan teman-temannya yang memiliki kemampuan belajar yang tinggi, Karena itu merupakan hak mereka, sebagai seorang peserta didik. Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

Kesulitan belajar belajar yang terjadi berupa kesulitan belajar yang berhubungan dengan pengembanagan (developmental learning dKesadaran belajar merupakan altenatif dalam peningkatan pemaksimalan pembelajaran peserta didik, dengan adanya kesadaran peserta didik dapat memaksimalkan pembelajarannya sehingga berdampak pada peningkatkan pengetahuan yang diperolehnya. Kesadaran juga bermula dari dalam diri peserta didik untuk pemerolehan pengetahuan yang baru, kemudian untuk penyempurnaan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui sehingga dengan adanya kesadaran dari dirinya tersebut dapat mempengaruhi hasil yang dicapai. Hal yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran memuat adanya kemauan dan kesadaran dari dalam diri sendiri sehingga peserta didik akan lebih mempunyai semangat yang luar biasa dalam dirinya, sehingga kesadaran yang dimiliki oleh para siswa untuk belajar sehingga dapat menumbuhkan minat dan semangat juangnya dalam memperoleh keinginannya, ini lah yang dijelaskan sebagai kemauan belajar mandiri.
Peserta didik yang memiliki kesadaran pembelejaran tinngi akan mampu merubah cara berpikirnya tentang dunia, dan mampu mengembangkan diri menjadi peserta yang sigap, tanggap dan cekatan dalam pembelajaran yang kreatif dan mandiri. Apabila dikaitan dengan isu-isu globalisasi maka persoalan kesadaran diri dan kemauan belajar mandiri adalah persoalan penting yang bisa menyokong tumbuhnya kreativitas pada peserta didik untuk mampu belaja mandiri. Hal ini merupakan cara yang dapat dilakukan dalam pemerolehan pengetahuan, karena pada dasarnya belajar tidak hanay didapat dari guru saja namun dapt dari berbagai sumber yang bermanfaat bagi dirinya, asalkan disesuaikan dengan konteks tujuan dari belajarnya. Upaya mengembangkan peserta didik sebagai peserta didik yang kiritis terhadap apa yang dirasakan tidak sesuai dengan harapan peserta didik dapat memberikan tanggapannya, karena ini merupakan satu diantara cara peserta didiik untuk membelajarkan diri arti tenatang kesadaran diri dalam belajar, tidak hanya dalam kontek kesadaran terhad ketidak sesuaian antara kenyataan dan harapan saja, namun juga dapat berupa pengambilan keputusan uuntuk menentukan cara belajar yang sesuai dengan keinginannya. Peserta didik mampu melihat kemauan belajar mandiri sebagai bentuk proses pengambilan inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam menentukan kebutuhan, memilih strategi pembelajaran, dan mengevaluasi kemajuannya.
Mengukur kemampuan diri itu sangat penting karena dengan hal tersebut membua kita mampe memahami sejauh mana kemampuan yang kita miliki, sehingga diperlukan evaluasu diri untuk menyesuaikan dengan kondisi yang menunut mereka. Kesadaran diri merupakan hal yang penting sebagai pembenahan diri tujuannya untuk memahami kondisi mana yang harus mereka perbaiki selanjunya dapat merubah perilaku dirinya, kemudian hal yang akan dilakukan adalah adanya perubahan cara pandang dan pola berpikir mereka untuk bisa membentuk kemandirian belajar dalam rangka menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tuntutan.
Selain kesadaran diri hal yang hendaknya selalu kita perhatikan berupa kebutuhan belajar apalagi bila kita sebagai seorang peserta didik atau kita sebagai seorang guru. Kebutuhan merupakan  keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret (nyata) tetapi juga bersifat abstrak (tidak nyata). Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati,maka kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas.
Adapun contoh dalam pemenuhan rasa aman disini jadi sebagai seorang guru hendaknya sebagai seorang guru kita mampu untuk mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil,selain itu, sebaiknya kita sebagai guru harus lebih banyak memberikan penguatan perilaku melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa, karena dengan hukuman fisik hanya akam membuat luka dihati peserta didik dan biasa cendrung peserta didik akan memendam itu, sehingga berdamapk pada psilogisnya. Selanjutnya ada kebutuhan fisiologis misalnya menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang sesuai untuk belajar. Berikutnya, pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan, contohnya berupa guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya. pemenuhan kebutuhan harga diri, pada hal ini yang menjadi perhatian juga berupa mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa, mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi, selalu siap memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan, melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab, ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
 Selain, kesadaran terhadap diri, kebutuhan belajar, maka hal yang selanjutnya adalah kesulitan belajar, Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motoric. Pada dasarnya peserta didik ememiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang lainnya, namun mereka setidaknya bisa setara dengan teman-temannya yang memiliki kemampuan belajar yang tinggi, Karena itu merupakan hak mereka, sebagai seorang peserta didik. Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Kesulitan belajar belajar yang terjadi berupa kesulitan belajar yang berhubungan dengan pengembanagan (developmental learning disabilities), mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Selain dari hal tersebut sebenarnya untuk jenis kesulitan belajar jenis ini sukar untuk diketahui, karena tidak ada tolak ukur yang berlaku untuk melihat tingkat kesulitan belajar ini, sehingga terkadang hanya terlihat sebagai kegagalan dalam pencapaian prestasi akademik saja, namun ini juga tidak selamanya dapat kita kata sebagai kesulitan belajar berhubungan dengan pengembangan, jadi pada intinya untuk kesulitan belajar yang satu ini, masih sukar untuk kita ukur. Selanjutnya, kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) merujuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut meliputi keterampilan dalam membaca (dyslexia), keterampilan dalam menulis (dysgraphia), dan keterampilan dalam mata pelajaran matematika / berhitung (dyscalculia). Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Alternative dari pemecahan masalah pada hal ini berupa menganalisis diagnostic, menentukan dan mengidentifikasi bidang kecapan, serta menyusun program perbaikan.isabilities), mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Selain dari hal tersebut sebenarnya untuk jenis kesulitan belajar jenis ini sukar untuk diketahui, karena tidak ada tolak ukur yang berlaku untuk melihat tingkat kesulitan belajar ini, sehingga terkadang hanya terlihat sebagai kegagalan dalam pencapaian prestasi akademik saja, namun ini juga tidak selamanya dapat kita kata sebagai kesulitan belajar berhubungan dengan pengembangan, jadi pada intinya untuk kesulitan belajar yang satu ini, masih sukar untuk kita ukur. Selanjutnya, kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) merujuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut meliputi keterampilan dalam membaca (dyslexia), keterampilan dalam menulis (dysgraphia), dan keterampilan dalam mata pelajaran matematika / berhitung (dyscalculia). Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Alternative dari pemecahan masalah pada hal ini berupa menganalisis diagnostic, menentukan dan mengidentifikasi bidang kecapan, serta menyusun program perbaikan.
Publikasi; 3syamsijulianto.blogspot.com
Comments
Silahkan, saya ga nggigit !