Anatomi Kurikulum

Anatomi Kurikulum



1.      Tujuan
Telah dikemukakan bahwa, dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dapat disajikan kedalam  dua hal: a). tuntutan perkembangan kurikulum itu karena ada kebutuhan dan kondisi masyarakat yang dinamis, b). adanya pemikiran-pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai filosofis  yang terutama ialah falsafah dari Negara. Tujuan dari kurikulum itu meliputi tujuan jangka panjang dan tujuan yang idealnya didalam dunia pendidikan Indonesia.
Tujuan kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dalam tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan umum, hingga tujuan yang bersifat dapt diukur yang seiring perkembangannya yang sekarang kita kenal dengan kopetensi, tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a.       Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
b.      Tujuan Institusional (TI)
c.       Tujuan Kurikuler (TK)
d.      Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajarannya.
Tujuan kurikulum instutional itu meliputi yang menjadi sasaran dalam lembaga dunia pendidikan. Selanjutnya tujuan kurikuler ialah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu program studi pendidikan. Tujuan instruksionl adalah tujuan yang menjadi target yang ingin dicapai dalam mata pelajaran.
Menurut Nana syaodih sukmadinata ( 2015:104) menyebutkan tujuan dari mengajar yang berbentuk tujuan khsusus (objective) memberikan beberapa keuntungan:
a.       Tujuan khusus yang memudahkan dalam mengomunikasikan kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
b.      Membantu memudahkan guru didalam memilih dan menyusun bahan ajar.
c.       Memudahkan guru didalam menentukan kegiatan belajar dan media pemebelajaran
d.      Memudahkan guru didalam mengadakan penilaian, dengan ada tujuan khusus ini guru lebih mudah mementukan bentuk tes , serta akan lebih memudahkan didalam membuat butiran tes dan lebih menentukan kriteria pencapaiannya.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem kurikulum , baik yang menyangkut tujuan, materi/konten, media, strategi, serta sumber belajar maupun lingkungan dan sistem penilaian. Untuk mempeoleh informasi secara menyeluruh mengenai karakteristik peserta didik, sehingga akan memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya kepada peserta didik. Dalam tujuan diadakannya evaluasi juga digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dari tes untuk jenis pekerjaan atau jabatan tertentu. Zainal Arifin (2014:268). Merumuskan tujuan mengajar yang berbentuk tujuam khusus (objective) memberikan beberapa keuntungan:
a.       Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik.
b.      Tujuan khusus membantu memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahana ajar.
c.       Tujuan khusus memudah guru menentukan kegiatan belajar mengajar.
d.      Memudahkan bagi guru didalam mengadakan penilaian.  Dengan adanya tujuan khusus ini sangat membantu guru didalam menentukan bentuk tes dan merumuskan butiran tes, serta dengan adanya tujuan khusus ini membantu guru juga untuk menentukan kriteria penilaian.
 Jadi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tujuan dari kurikulum itu, yang pertama karena adanya tuntutan perkembangan  kurikulum yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis, yang  kedua itu yang berhungan dengan adanya pandangan-pandangan yang filosofis berkaitan dengan falsafah Negara, selain itu juga sebagai bahan acuan dalam perkembangan dunia pendidikan dimasa yang akan datang.
2.      Bahan ajar
Hakekatnya matei ajar atau bahan ajar ialah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusunkan dengan prinsip-prinsip  dengan segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pebelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Hidayat (2015:62)
Peserta didik belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan dengan orang-orang, alat-alat  dan ide atau gagasan-gasannya.  Untuk mendorong siswa itu melakukan feedback atau adanya interaksi personal antara guru dan siswa maka diperlukannya bahan ajar yang menarik, sehingga menstimuluskan siswa.
a.       Sekuens bahan ajar
Agar mencapai tujuan mengajar maka diperlukan bahan ajar  yang baik dan sangat relevan terhadap topic pembahasan yang sesuai dengan kaidah pembelajaran yang berlaku dimasing-masing lembaga pendidikan informal dan non-formal. Pembahasan dalam bahan juga harus tersusun atas topik-topik maupun sub-subtopik tertentu. Serta dari masing-masing topik dan subtopik tadi haruslah relevan terhadap tujuan yang telah dibuat  dan ditentukan oleh masing-masing eksekutornya (yang membelajar). Kemudian kesemuaannya itu haruslah tersusun secara runtut, sehingga bahan ajar yang kita gunakan dapat dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajar.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusun bahan ajar, sehingga menjadi bahan ajar layak untuk diterapakan yakni:
a.       Sekuens kronologis mengandung urutan waktu, dapat digunakan sekuens kronologis.berisikan peristiwa sejarah, perkembangan sejarah instutional  yang harmonis, penemuan ilmiah dan masih ada lagi yang lainnya.
b.      Sekuens kausal, sekuens ini ini berhubungan erat dengan sekuens kronologi dan dalam kerutuntutan kausal ini tidak akan pernah terlepaskan dari sekuens kronologi, dalam sekuens ini yang menjadi uniknya adalah ia sangat cocok untuk menyusun bahan ajar metereologi dan geomorfologi.
c.       Sekeuns structural, bagian-bagian bahan ajar dalam tata urutan sistematikanya telah meliliki struktur untu menyusun topic-topik yang berkaitan dengan pembahasan dalam struktur bidang-bidang tertentu.
d.      Sekuens logis dan psikologis ternyata bahan ajar juga dapat disusunkan dengan berdasadarkan tata urutan logis, menurut sekuens ini bahwa bahan ajar itu harus dapat mengurutkan dari bagian yang lingkupnya kecil menuju keruang lingkup luas atau menyeluruh, dan kompleksitasnya menuju kehal-hal yang paling sederhana., dalam sekuens ini juga menekankan dalam membuat sebuah bahan ajar dapat menejlas dari hal yang kongkret menuju kearah yang abstrak, dari benda ke pada teori-teori yang teratautkan, dari fungsional kea rah struktural, dan dapat menjelasakan denga kalimat Tanya bagaimana kearah pertanyaan mengapa.
e.       Sekueng spiral, bahan ajar yang dipusatkan pada topic atau pokok bahan tertentu.
f.       Rangkaian belakang langkah akhir mundur dari arah belakang, maksud disini ialah bahan ajar dapat kita sampaikan dari hal-hal terkecil yang dekat dengan siswa baru menuju kearah yang lebih komplek lagi.
g.      Sekuens berdasarkan hirakki belajar dalam sekuens ini pembelajarannya dianalisis dulu  baru kemudian dicari suatu hirarkinya urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
3.      Siswa
4.      Strategi Mengajar
Ada beberapa strategi yang dapat di gunakan dalam  mengajar. (Ausubel and robinson, 1974:93-97;Sukmadinata, 2016:107) membagi strategi mengajar itu atas learning, discovery learning, dan rote learning, meaningful learning. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Reception/exposition learning,discovery learning  
Sesungguhnya dalam reception dan  exposition  memiliki arti yang sama namun hanya membedakannya itu hanya pelakunya saja. Kalau exposition dilihat dari gurunya sedangkan reception learning  ini lebih dilihat dari sudut pandang siswanya, strategi pembelajaran dari resceptio learning dan  expositio ialah keseluruhan materi  disampaikan langsung kepada siswa da;am bentuk ending dan atau dalam scenario pembelajaran itu hasil dalam proses pembelajaran yang diinginkan atau kata lain bentuk produk bukan lagi desain, dan pada saat ini juga siswa tidak dituntut untuk mengolah data, atau melakukan aktivitas selain harus menguasai pembelajaran, sedangkan discovery learning bahan ajar tidak disajiakn namun siswa lebih  banyak diminta untuk menghimpun informasi secara langsung, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasi, mengoranisasikan bahan serta membuat sebuah resume.
b.      Role learning meaningfull learning
Secara penyampaian pada tahap ini bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan arti maknanya bagi siswa, namun disini juga siswa menguasai bahan aja dengan menghafal.
c.       Group learning , individual learning
Pelaksanaan discovery menekankan kepada penuntutan pada aktivitas belajar yang bersifat individual atau bagian dari segi kelompok kecil. Dalam bentuk kelas pembelajran seperti ini lebih sukar serta memiliki beberapa masalah. Sehingga dalam penerapan pembelajaran  seperti ini hanya akan terpenuhi oleh anak-anak yang memiliki kemampuan abnormal atau diatas rata-rata (anak-anak yang pintar saja), serta untuk mereka memilki kemampuan dibawah rata-rata maka mereka akan ketinggalan dari berbagai aspek yang dilihat.
5.      Media mengajar
Media mengajar merupakan segala  macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan oleh guru untuk mendorong siswa untuk belajar.
Menurut Rowntree ( dalam sukamdinata,2016:108) mengeolompokkan media mengajar menjadi lima kelompok ddan disebut Modes”interaksi insani, realita, pictoral, simbol tertulis dan rekaman suara”:
a.       Interaksi insani, dalam hal ini yang lebih ditekankan adalah interaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih, dan kehadiran pihak-pihak tertentu akan mempengaruhi perilaku tertentu. Apabila dikaitkan kekelas bahwa yang dimaksud  bahwa interaksi yang dihadiri orang lain akan mempengaruhi, orang lain disini maksudnya adalah guru, ketika guru masuk kekelas akan mempengaruhi perilaku peserta didiknya.
b.      Reali (Realita) merupakan perangsang nyata seperti orang-oran, benda, peristiwa pada tahap ini siswa hanya menjadi orang.
c.       Piktorial media ini menunjukan penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan diagram ataupun hanya simbol , bergerak dibuat diatas kertas ini nanti akan berupa produk-produk seperti animasi, film dan sebainya.
d.      Simbol tertulis merupakan media yang penyajian informasi paling umum, tetapi tidak efektif.
e.       Rekaman suara bentuknya informasi yang dapat disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman suara. Dalam media ini juga bisa disagabung dengan pictorial, namun disajikan secara sendiri sehingga akan menciptakan suasana belajar yang efektif.
6.      Evaluasi pengajaran 
Evaluasi pengjaran ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pengajaran.evaluasi pengajaran dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Evaluasi hasil belajar
Untuk menilai keberhasilan dari suatu tindakan yang sengaja dilakukan  dengan pemberian tugas  dengan tujuan-tujuan tertentu  serta ada penguasaan siswa yang telah ditentukan, dan diadakan evaluasi ini disebut evaluasi hasil belajar.
b.      Evaluasi pelaksanaan mengajar
Pada tahap ini yang dievaluasi adalah komponen-komponen tujuan pembelajaran, bahan pengajaran (ini yang menyangkut sekuensi bahan pengjaran), strategi dan media pengejaran serta komponen  evaluasi mengjar sendiri.
7.      Penyempurnaan pengajaran
Hasil-hasil dan evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pelaksanaan belajar mengajar merupakan umpan balik penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut, komponen-komponen dalam suatu kurikulum itu pada dasarnya akan dilakukan evaluasi karena sesuatu produk itu tidak ada yang sempurna, tetapi kemungkinan komponen-komponen mengajar itu dapat disempurnakan, dan penyempurnaan komponen pengajaran atau mengajar ini akan dilihat dari aspek yang mana yang paling urgen yang harus di sempurnakan atau juga bisa dikatan bahwa melihat pada tiitk komponen mana yang paling lemah yang mudah untuk disempurnakan atau diperbaiki. Penyempurnaan pengajaran atau mengajar ini juga bisa langsung di kontruksikan oleh guru ketika setelah  melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya atau ketika didapatkan informasi bahwa pengajaran perlu dilakukan penyempurnaan maka dilakukan penangguhan sampai batas waktu tertentu, kembali lagi kepada yang mana paling urgen yang harus di selesaikan, dan pada saat seperti ini biasa guru yang melakukan evaluasi penyempurnaan pembelajaran, namun tidak serta merta guru bergerak sendiri, guru juga tetap akan meminta bantuan-bantuan dari orang lain, baik itu personali yang ada di sekolahan tersebut atau ahli pendidikan yang berada diluar dari sekolah tersebut. Penyempurnaan juga bersifat menyeluruh atau hanya menyangkut bagian-bagian terntu. Semua hal mengenai penyempurnaan ini dapat diselesaikan bergantung dari kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil evaluasi yang didapat pada saat melakukan peninjauan kembali.

Comments
Silahkan, saya ga nggigit !